PANTAI UJUNG GENTENG
terletak +/- 120km dari kota sukabumi, atau +
18Km dari Kota Surade, Ujunggenteng memang merupakan objek wisata yang
cukup menarik. Pantainya yang masih bersih dan alami memiliki pesona
tersendiri untuk dikunjungi. Pada beberapa bagian pantai terdapat area
yang cocok untuk bermain atau sekedar berendam dilaut. Hal ini
disebabkan kedalamannya hanya sepangkal paha saat laut pasang dan bila
sedang surut hanya sekitar sebetis kaki dan yang lebih menarik lagi
tidak ada ombaknya tapi hanya arus pelan yang bergeser dari kanan
kekiri. Disana terdapat pula dermaga bekas peninggalan belanda yang
kalau diperhatikan sudah cukup tua umurnya dan sekarang sudah tinggal
sisa puingnya saja. Sejarahnya pun masyarakat kurang begitu tahu dengan
jelas.
Kearah timur dari ujung genteng terdapat pula lokasi pelelangan ikan,
yang cukup ramai dipagi hari antara jam 5-9 pagi. Berbagai jenis ikan
hasil tangkapan nelayan yang telah semalaman melaut diperjual belikan
disana dengan harga yang tentunya jauh lebih murah dan lebih segar.
Pangumbahan, nampaknya merupakan objek wisata yang cukup unik dikawasan
ini. Melihat penyu bertelur ditepi pantai saat malam hari jelas
merupakan even yang langka bagi sebagian orang dan tidak semua objek
wisata pantai memilikinya. Penyu yang bertelur dikawasan ini merupakan
jenis penyu hijau yang merupakan binatang yang hidup di air laut. Penyu
hijau dapat berkembang sampai mencapai lebih dari 1 meter panjangnya,
lebih dari 200 kg beratnya dan hidup lebih dari 100 tahun. Sebelum penyu
mulai bertelur disarankan agar tidak menimbulkan kegaduhan atau
keributan, dan juga disarankan tidak membawa penerangan dalam bentuk
apapun karena hal ini bisa menjadikan sang penyu enggan bertelur dan
kembali lagi ke arah laut. Begitu telur mulai dikeluarkan barulah kita
bisa mendekat dan mengamatinya dengan menggunakan senter atau alat
penerangan lain. Nampaknya bila penyu sudah mulai mengeluarkan telurnya,
akan mengalami kesukaran untuk menghentikannya, dan jumlah telur yang
dikeluarkan dari seekor penyu hijau bisa mencapai 200 butir.
Muara Cipanarikan, merupakan salah satu objek wisata lain yang menarik
di ujung genteng. Muara ini merupakan tempat bertemunya sungai
cipanarikan dengan laut. Sungai Cipanarikan membentuk alur membelok
terlebih dahulu sebelum masuk kelaut, sehingga terbentuk hamparan pasir
yang cukup luas dengan bentuk pasir yang sangat halus, sangat cocok
sebagai tempat bermain pasir bagi anak-anak. Dimuara ini banyak pula
binatang seperti kepiting, belibis, biawak dan ikan-ikan muara. Bila
kita menelusuri sisi pantainya banyak pula dijumpai ikan-ikan hias khas
warna-warni ikan air laut yang berenang bebas disela-sela karang.
Disamping itu kerang-kerang pantai yang ada dilokasi ini banyak memiliki
bentuk yang masih utuh dan bagus/cemerlang warna-warnanya.
Ombak Tujuh, terletak sekitar 15 Km dari pangumbahan yang bisa
ditempuh dengan perjalanann jalan kaki selama 3-4 jam. Lokasi ini
merupakan kawasan favorite bagi wisatawan mancanegara untuk olahraga
selancar. Sebutan ombak tujuh menurut penduduk karena ombaknya selalu
berurutan tujuh ombak dan selalu besar-besar. Disekitar ombak tujuh ada
beberpa pulau kecil, pantainya sangat alami, banyak karang-karang kecil,
Rata-rata orang yang berselancar menggunakan motor ojek untuk sampai
kesana dan bila musim hujan tidak ada yang bisa kesana kecuali jalan
kaki.
Cibuaya, Lokasi yang cocok untuk berendam atau berenang karena
merupakan cekungan pantai yang memiliki kedalaman yang bervariasi, dari
mulai 0,5 meter sampai 6 meter. Didalamnya juga terdapat trumbu karang
yang indah. Lokasinya sangat cocok untuk menikmati matahari sore, juga
memiliki air laut yang cukup bersih & jernih. Terkadang bila musim
ikan kakap atau krapu, cibuaya merupakan tempat ideal untuk memancing.
Disamping objek wisata alam, Ujung genteng juga memiliki objek wisata
dalam bentuk proses pembuatan gula kelapa oleh masyarakat setempat.
Pembuatannya sederhana sekali yakni dengan memanfaatkan perkebunan
kelapa luas, para penduduk memasang bokor untuk menampung cairan dari
kembang kelapa lalu di kumpulkan dan dimasak dikuali lalu dicetak dengan
potongan bambu yang ukurannya lebih besar dari ukuran gula kelapa yang
ada di pasaran.
Secara keseluruhan masih ada beberapa tempat yang belum terjamah yang
memiliki tempat yang indah. Meskipun demikian, kawasan wisata
Ujunggenteng juga memiliki tempat penginapan dengan tarif mulai dari
75.000 hingga 350.000 rupiah. Sebagai catatan: didaerah ujung genteng
masih ada malaria, mungkin dikarenakan area ini bersebelahan dengan
hutan lindung, jadi bila akan berkunjung kesana ada baiknya membawa pil
kina, juga makanan dan minuman ada baiknya kita bawa sendiri karena
disana masih tergolong daerah pesisir yang kurang berkembang
pariwisatanya.
CURUG CIKASO
Curug Cikaso sebenarnya bernama Curug Luhur, mengalir dari anak sungai
Cikaso yang bernama Cicurug. Tapi oleh kebanyakan orang, curug ini
lebih dikenal dengan nama Curug Cikaso. Curug Cikaso terbentuk dari tiga
titik air terjun yang berdampingan dalam satu lokasi dengan di bagian bawahnya terdapat kolam
dengan warna
airnya hijau kebiru-biruan. Kedua titik air terjun dapat terlihat dengan jelas sedangkan yang satu agak tersembunyi dengan tebing yang menghadap ke timur. Masing-masing air terjun mempunyai nama masing. Yang kiri bernama Curug Asepan, tengah bernama Curug Meong dan kanan bernama Curug Aki. Ketiga curug ini memiliki ketinggian sekitar 80 meter dengan lebar tebingnya sekitar 100 m.
Berkunjung ke Curug Cikaso sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bias sinar matahari yang baru terbit akan tercipta dengan jelas dari butir-butir halus cipratan air terjun. Sebaiknya menggunakan jasa pemandu yang tersedia agar tidak tersesat karena untuk menuju lokasi curug ini tidak ada petunjuk jalan. Biaya jasa pemandu berkisar Rp 50000 - 70000.
Di kawasan ini juga terdapat curug yang lain yaitu Curug Calem, Curug Cikatomas dan Curug Cigangsa yang berjarak tempuh ± 30 menit atau sekitar 10 km.
airnya hijau kebiru-biruan. Kedua titik air terjun dapat terlihat dengan jelas sedangkan yang satu agak tersembunyi dengan tebing yang menghadap ke timur. Masing-masing air terjun mempunyai nama masing. Yang kiri bernama Curug Asepan, tengah bernama Curug Meong dan kanan bernama Curug Aki. Ketiga curug ini memiliki ketinggian sekitar 80 meter dengan lebar tebingnya sekitar 100 m.
Berkunjung ke Curug Cikaso sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bias sinar matahari yang baru terbit akan tercipta dengan jelas dari butir-butir halus cipratan air terjun. Sebaiknya menggunakan jasa pemandu yang tersedia agar tidak tersesat karena untuk menuju lokasi curug ini tidak ada petunjuk jalan. Biaya jasa pemandu berkisar Rp 50000 - 70000.
Di kawasan ini juga terdapat curug yang lain yaitu Curug Calem, Curug Cikatomas dan Curug Cigangsa yang berjarak tempuh ± 30 menit atau sekitar 10 km.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar